Minggu, 19 April 2015

Because A Ball

Hi readerss.. Gimana ff because a ball ini ? Sorry Minhyuknya memang agak gimana gitu . Hehe, Oh ya buat Jonghyun aku sembunyiin dulu ya. Dia belum boleh nongol :D thanks buat yang udah baca :)




Author : Luthfia Zahra Larosa
Genre : Comedy
Cast : Kang Minhyuk
          Jung Yonghwa
           Lee Jonghyun
           Lee Jungshin


"MINHYUKK!!!!!"


Author prov

-Minhyuk side

Matahari sudah mulai terbit dan sinarnya menembus jendela kamar Minhyuk. Minhyuk terbangun dari tidurnya. "Huaamm!"

Minhyuk melirik ke sampingnya dan menemukan makanan sarapan yang super mewah. "Aigooo, makanan. Daebak! Ada udang, kerang, ayam panggang, dan..waaaa kepiting!", ujar Minhyuk girang. Minhyuk senang sekali karena sudah menemukan apa yang ia cari sejak tadi malam. 

"Arraseo. Aku akan memakan semuanya! Selamat makan!", ujar Minhyuk kembali. Dengan lahap Minhyuk menghabiskan seluruh makanan itu. 


-Yonghwa and Jungshin side

"Hyung! Bangun..", ujar Jungshin kepada Yonghwa. Yonghwa tidak bergeming dari tidurnya. "Ah, hyung!". Lama-kelamaan Jungshin lelah karena sudah berusaha membangunkan Yonghwa, akan tetapi Yonghwa masih tertidur.

PLAKK!

Jungshin menampar Yonghwa.

"YAKK! JUNGSHIN!", teriak Yonghwa. Jungshin hanya cengar-cengir. 
"Hyung tidak boleh marah padaku, karena yang mengajarkan 'teknik menampar untuk membangunkan orang' adalah hyung !"
Yonghwa menggelengkan kepalanya pasrah.
"Jadi bagaimana kita akan keluar dari tempat i ini?", tanya Jungshin lemas.
"Handhphone!", teriak Yonghwa tiba-tiba yang membuat telinga Jungshin semakin terasa sakit. "Hyung! Pelankan suaramu"

Yonghwa merogoh saku Jungshin dan mengambil handphonenya. "Kita akan menelefon manager bahwa kita tersesat", ujar Yonghwa. Yonghwa mulai mengetik beberapa angka di handhphone milik Jungshin. 

"Geunde, hyung. Kenapa kamu menggunakan handhphoneku?", tanya Jungshin.
"Aku tidak mau pulsaku habis cuma karena kejadian konyol ini!", jawab Yonghwa. Jungshin membelalakkan matanya.
"Yak, hyung aku juga tidak mau ! Shireo!". Jungshin berusaha merebut handhphone miliknya dari genggaman Yonghwa. Namun sebelum Jungshin berhasil mendapatkan handhphonenya kembali, manager mereka sudah mengangkat telefon. 

"Yeoboseo?". "N..ne sanjangnim", ujar Yonghwa gugup. 
"Waeyo? Kalian belum pulang ke dorm kan?", tanya manager mereka. 
"N..ne.. Kami tersesat. Geunde, ini semua karena Minhyuk yang membuat kami berdua tersesat", jelas Yonghwa panjang lebar.

Sang manajer menghembuskan nafasnya. Ia sudah tahu, pasti bakal begini kejadiannya. "Baiklah aku akan mengirim orang untuk menjemput kalian. Aku juga akan ikut. Nyalakan hpnya selalu. Kami akan mencari keberadaan kalian melalui GPS", perintah sang manager. 
"Algeissumnida sanjangnim", jawab Yonghwa dan Jungshin bersamaan.

=Beberapa jam kemudian=

TIT! TIT! 

Terdengar suara klakson mobil. Yonghwa dan Jungshin langsung menghadap ke belakang dan melihat beberapa mobil di belakang mobil mereka. Sang manager dan beberapa stafnyapun turun dari mobil dan menjumpai Yonghwa dan Jungshin yang terperangkap di dalam mobil.

"Sanjangnim! Kami terkunci! Kami tidak bisa keluar", ujar Jungshin memelas. Sang manager hanya tertawa pelan. Saat ini mereka bisa mendengar suara satu sama lain karena 'untung saja' Minhyuk membuka sedikit jendelanya sebelum ia keluar dari mobil.

"Mwoya? Mengapa bisa?", tanya sang manager.
"Sepertinya Minhyuk mengunci kami disini"
"Jinjja? Minhyuk eodieyo?"
"Jwoseohabnida . Kami tidak tau kemana Minhyuk pergi"

Salah satu staf manager sepertinya tahu dimana Minhyuk sedang berada sekarang. "Chogiyo. Di depan mobil kita ada sebuah hotel. Mungkin saja Minhyuk sedang berada disana", ujarnya memberitahu.

Sang manager mengerutan keningnya, lalu mengangguk pelan. "Sepertinya.. Yasudah kajja kita lihat apakah Minhyuk ada disana atau tidak"

"Yakk, sanjangnim! Bagaimana dengan kami?", teriak Jungshin dari dalam mobil sambil memegang kaca dengan kedua tangannya. Sang managerpun tertawa cekikikan. "Mian, saya lupa! Kamu, ambilkan kunci duplikat mobil mereka". "Algeissumnida sanjangnim"

Akhirnya Yonghwa dan Jungshin terbebas dari sangkarnya. Mereka bersorak riang gembira saat keluar dari mobil. "Gamsahabnida sanjangnim! Gamsahabnida!", teriak Yonghwa sembari menggandeng lengan sang manager saking senangnya. Sang managerpun hanya menanggapinya dengan senyuman.

Tak lama kemudian, Yonghwa dan Jungshin langsung berlari tanpa pamit. Sang manager dan para staf terkejut. "Sanjangnim, apa yang mereka lakukan? Eodi mereka akan pergi?", tanya salah seorang staf.

"Gwenchasubnida. Kita akan mengikuti mereka. Saya rasa mereka segera berlari menuju hotel"

Para stafpun mengangguk dan melaksanakan perintah sang manager untuk mengikuti Yonghwa dan Jungshin menuju hotel, dimana tempat Minhyuk berada.


Yonghwa Prov

"hhah..hhahh.. A..khirnya", ujarku terengah-engah. Kami berlarian dari jarak yang tidak cukup dekat juga. Aku menatap Jungshin dan mengajaknya masuk ke dalam hotel.

Saat ini aku sedang berada di lobi hotel. Wah, hotelnya benar-benar megah", ujarku kagum.
Aku tidak ingin membuang-buang waktu. Aku segera menjumpai seorang pelayan yang berada di lobi hotel. "Chogiyo. Bisakah kami bertanya?", tanyaku padanya

"Chankkamman". Pelayan itu membuka buku daftar pasien rumah sakit jiwa. Aniyo. Maksudku daftar tamu yang menginap di hotel ini. Tetap saja menurutku Minhyuk lebih cocok berada di rumah sakit jiwa. 

"Nugu?"
"Minhyuk. Kang Minhyuk. Sepertinya dia baru saja menginap tadi malam", tukasku.
Pelayan itu mengangguk dan mencari nama Minhyuk. Aku berharap nama Minhyuk ditemukan di daftar itu, daripada ditemukan di hutan dalam keadaan tewas. Aish! Andwe! Maldo andwe!

"Ah, ye. Isseoyo. Kang Minhyuk"
Aku tersenyum senang dan beralih menatap Jungshin yang sudah cengar-cengir padaku. Kenapa sih dia?
"Eodisseoyo?", tanyaku kembali.
"Dia berada diruang VVIP, kamar nomor 122. Letaknya berada di lantai 7"
MWO?! "Anda tidak salah kan? Kamar VVIP?"
"Animmida. Nama Kang Minhyuk memang terdaftar di daftar tamu VVIP", jawab pelayan itu santai. 

Jungshin menatapku. "Hyung. Mu..Mungkin kita salah orang kali ya? Nama Kang Minhyuk kan banyak hyung. Tidak mungkin.. Minhyuk gelandangan itu bisa masuk ke ruang VVIP. Itu sangat mahal kan, hyung".

Aku tidak merespon apa yang sudah Jungshin katakan padaku. Yak! Kalau itu memang benar, berarti dia sudah tidur dan makan enak semalaman ini kan?!

Kang Minhyuk!!


Author PROV

Yonghwa dan Jungshin masih berada di dalam lobi. Mereka ragu apakah yang sudah mereka dapatkan ini Kang Minhyuk yang sebenarnya atau tidak. 

Tak lama kemudian sang manager dan para stafnya sampai di hotel. "Yonghwa, Jungshin! Apa yang kalian lakukan disitu? Apakah Minhyuk sudah ditemukan?", tanya sang manager.

"Kang Minhyuk yang kami temukan adalah Kang Minhyuk tamu VVIP di kamar 122 lantai 7", ujar Yonghwa pelan. 

"Kamar VVIP? Kalian gak salah?", tanya sang manager tak percaya. 
"Anieyo! Kami sudah menanyakan kepada pelayan itu tapi dia bilang yang ada mendaftar tadi malam adalah tamu VVIP", jawab Jungshin.

"Arraseo. Yasudah mari kita lihat saja dulu. Siapa tau itu memang Kang Minhyuk", ujar sang manager bijak. 

Akhirnya Yonghwa, Jungshin dan manager bersama beberapa stafnya itu mencari lift yang letaknya cukup jauh dari lobi, dikarenakan hotelnya yang sangat luas.

TING! 

Pintu lift terbuka. Mereka masuk kedalam lift bersamaan.

"Yonghwa, lantai berapa tadi?", tanya sang manager.

"Ye? Eh..A..anu.. a.. saya lupa sanjangnim", jawab Yonghwa setelah ia berusaha mengingat-ingat. 
"Jungshin? Bagaimana denganmu?", tanya sang manager kembali. Kali ini ditujukan untuk Jungshin.

"Ye? Eh.. Se..sebenarnya saya juga sudah lupa", jawab Jungshin. 

Sang manager terbelalak kaget. "Jadi bagaimana kita mau mencari Minhyuk?! Tidak mungkin kan kita berjalan lagi ke lobi yang letaknya jauh itu hanya untuk bertanya hal ini?", ujar sang manager frustasi. "Yasudah tidak apa-apa. Kalian ingat-ingat saja kembali. Sementara itu kita tetap berada di lift saja agar salah seorang dari kita tidak ada yang hilang", jelas sang manager. Dan yang lainpun otomatis langsung menyetujui saja.

Jungshin PROV

Lift bergerak menuju lantai 3. Setelah pintu lift terbuka, seorang karyawan di hotel tersebut masuk. Fiuh.. Aku sangat lega karena tidak akan berdesak-desakan di lift. Ini saja sudah sedikit banyak, karena adanya beberapa orang staf yang dibawa oleh manager. 

Lift bergerak menuju lantai 8 . Omo.. Ada sepasang suami istri yang masuk. Mereka membawa beberapa tas dan koper. Duh, ini membuat sempit saja!

Lift bergerak menuju lantai 11. Mwoya! Ada seorang karyawan dari hotel itu juga masuk sambil membawa peralatan pel yang lumayan besar itu. Sial!

Lift bergerak menuju lantai 14. YAKKK! Ada seorang ahjussi masuk ke dalam lift sambil menggendong seekor anjing miliknya. Sepertinya anjing itu anjing mahal. Bahkan matanya saja tertutup dengan beberapa helai bulunya yang lebat itu. Haha! Kasian deh, lho!!

Lift bergerak menuju lantai 17. SIALL! Ada sebuah keluarga yang masuk ke dalam lift dengan beberapa orang anaknya. Ini sudah penuh namanya! Aku terhimpit di ujung lift sekarang. 

Aku melirik ke Yong hyung. Bwahahahahahahhaahha! Dia sudah terjepit di ujung sana noh. Wajahnya sampai menempel pada dinding lift! Gyahahahahahahaha!

Eitss. Aku ini langsing yah! Jadi bisa nyelip dimana saja, kapan saja.

Lift bergerak kembali menuju lantai 18. ANDWE! Sekarang masuk dua orang halmoeni dengan membawa ice cram di tangannya. Halmoeni itu berdiri tepat di samping Yong hyung. Hahahaha! Aku lihat wajah Yong hyung yang sedang berusaha menghindari ice cream halmoeni itu yang sudah tepat berada di depan wajahnya.

YAKK! Posisiku terancam! Aku mulai sesak sekarang! Andwee! 

"Tujuh! Jeball tolong tekan lantai tujuh"

Aku mendengar Yong hyung mengatakan itu tadi. Hiks, aku terharu disaat aku membutuhkan pertolongan Yong hyung datang seperti malaikat yang menolongku! Yong hyung hafal nomor lantai nya! 

Sejujurnya aku berfikir Yong hyung yang sedang membutuhkan pertolongan sekarang. Yong hyung terlihat menyedihkan. Di himpit oleh ahjumma yang sedang membawa seekor anjing berbulunya itu dan salah seorang halmoeni yang memegangi ice creamnya tepat di depan wajah Yong hyung.

Sekarang Lift bergerak menuju lantai tujuh. Hhhh.. Sepertinya aku akan selamat dari tempat penyiksaan ini!


Author PROV

TING!

Lift terbuka di lantai tujuh. Sang manager dan beberapa stafnya, berhamburan keluar dari dalam lift. Lalu disusul oleh Yonghwa dan Jungshin yang sudah tidak berdaya.

"Kamar nomor 122. Oke, kajja", ajak sang manager.

Dengan wajah yang kusam, Yonghwa dan Jungshin mulai mencari kamar dimana Minhyuk berada. 

Dan tak perlu jauh-jauh, mereka sudah menemukan kamarnya. "Chaa! Kita dapat!", ujar sang manager puas.

Karena sudah tidak sabar lagi, Yonghwa langsung memencet tombol bel nya cepat-cepat.

TING-TONG-TING-TONG-TING-TONG-TING-TONG-TING-TONG

"Yakk! Hyung, bagaimana kalau dia bukan Minhyuk yang kita cari? Kan tidak enak sama orangnya", ujar Jungshin.

"Molla", jawab Yonghwa acuh.

KREKK!

Pintunya terbuka!

Dan... Seseorang muncul di balik pintu .





"Sanjangnim! Hyung! Jungshin-a!", ujar Minhyuk girang.

Namun respon sang manager, Yonghwa dan Jungshin hanya datar. Minhyukpun malah bingung melihat mereka semua. "Waeyo?", tanya Minhyuk.

"Kau......", geram Yonghwa kesal. 

Sang manager langsung mengalihkan  perhatiannya. "Anieyo. Minhyuk! Bagaimana kamu akan membayar biaya hotel ini?!", tanya sang manager. "Oh, aku ada bawa kartu kredit!", jawab Minhyuk bangga. Sang manager, Yonghwa dan Jungshin bertatapan.

"Kartu Kredit?" 
"Bukankah kamu tidak punya kartu kredit?"
"Memang tidak", jawab Minhyuk terus terang.
"Lalu. . .?"
"Chankamman..". Yonghwa merogoh sakunya. "Dimana dompetku?"
Yonghwa merebut kartu kredit yang di pegang oleh Minhyuk. "YAKK! NO! KANG MINHYUKK! INI KARTU KREDITKU!", teriak Yonghwa terkejut. 

"Hehe, mian, hyung! Aku sama sekali tidak membawa uang semalam. Geunde, aku belum menggunakan uangnya kok", ujar Minhyuk menenangkan.

"Baiklah. Aku yang akan membayar biaya hotelnya", tukas sang manager tiba-tiba.
Yonghwa, Jungshin dan Minhyuk menatap tak percaya pada sang manager.

"Sanjangnim...."

"Gwenchanha.. Ini tidak seberapa. Toh, lagian Minhyuk hanya menginap sehari"

"Sanjangnim! Gamsahabnida!", ujar Minhyuk sambil membungkuk berterima kasih. 


=At Hotel Lobby=

"Cha, kalian boleh duluan kembali ke mobil. Aku akan mengurus biaya Minhyuk terlebih dahulu. Aku akan menyusul kalian sebentar lagi", ujar sang manager. 

"Algeissumnida sanjangnim! Kami akan kembali duluan!", jawab Yonghwa, mewakili Minhyuk dan Jungshin.

"Chogiyo. Saya ingin membayar kamar VVIP nomor 122"
"Ah, ye. Kamar 122... Total biayanya 80000 won", ujar si pelayan.
"MWO?! Ani.. Kenapa bisa semahal itu? Bukankah jadwal menginapnya hanya satu malam?", tanya sang manager. "Ne. Biaya untuk ruang VVIP dengan fasilitas mewah dilengkapi dengan dua a/c sudah 40000 won. Lalu sisanya ditambah dengan biaya makan dengan porsi yang cukup banyak, dan juga..." "Geumanhae!", ujar sang manager sebelum si pelayan selesai membacakan daftar total harganya.

Sang manager sudah pusing sekali. Ia harus menghabiskan 80000 won hanya untuk Minhyuk. Dan ia tidak mendapatkan keuntungan apapun. Shit..

Selesai membayar semua itu, sang manager beserta stafnyapun meninggalkan lobby dan menuju area parkir.


          
















0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com